Pengalaman Pertama Nonton Langsung AREMA di Stadion Kanjuruhan

   Ini adalah salah satu komentar yang diberikan oleh rekan Aremania pada Artikel di Tribun Aremania yang berjudul Arema From Zero to Hero.
 
   “slm st jw ………..
sy punya nazar klo arema smpk juara ISL hn ini
maka sy akan menggundul rambutku hbs,,
ini slh st bkti kecilku kalo aq cinta arema,bangga jd aremania
dan kagum dengan lahir di kota malang,”


   Menurut saya komentar ini sangat menyentuh, membuat bangga dan terharu menjadi seorang Aremania atau Aremanita. Ini adalah salah satu bukti kalau slogan “Loyalitas Tanpa Batas” itu benar-benar ada. Bukan hanya dia, saya atau mereka yang telah menunjukkan loyalitasnya kepada Arema. Kali ini saya hanya ingin berbagi cerita tentang pengalaman yang menurut saya adalah salah satu bukti Loyalitas kepada Arema tercinta.

   Pada bulan Mei 2010 tepatnya tanggal 4, saya mendapat kesempatan yang menurut saya sangat luar biasa, yaitu menonton langsung Arema bermain di stadion Kanjuruhan. Sehari sebelumnya saya masih berada di Jombang.

   Perjalanan yang cukup melelahkan tentunya dari Jombang menuju Ngoro, lalu ke Bhumi Arema. Kawan-kawan mungkin bisa memperkirakan berapa biaya yang harus saya keluarkan untuk perjalanan ini untuk bisa menyaksikan langsung pertandingan Arema (disamping untuk menjenguk teman-teman saya yang mengikuti lomba di salah satu Universitas terkemuka di Malang).

   Kira-kira pukul 06.00 WIB saya bersama seorang teman saya berangkat menuju stadion Kanjuruhan. Perjalanan selama enam jam sepertinya sama sekali tidak terasa. Kami istirahat sebentar di universitas terkemuka yang menjadi tempat perlombaan para teman-teman saya dari MAN Tambakberas Jombang di Malang kota. Pukul 12.00 baru kami berangkat menuju ke stadion Kanjuruhan. Seperti mimpi rasanya bisa datang ke stadion yang selama ini hanya saya lihat di tv.

   Menunggu pertandingan dimulai saya sempat berkeliling di stadion ini. Pertandingan pun berlangsung, akhirnya saya bisa bergabung dalam riuhnya semangat kawan-kawan Aremania di tribun ekonomi. Hingga pertandingan berakhir saya sangat puas dengan hasil pertandinga dimana Arema berhasil menang dengan skor 32-1 atas Persela.

   Ini sekilas cerita saya tentang pengalaman pertama menyaksikan pertandingan Arema.

   Bagi kawan-kawan yang mengaku Aremania atau Aremanita, tunjukkan loyalitas kalian dan pengalaman kalian tentang Arema, kita bisa berbagi komentar….

   Salam Satu Jiwa dari Aremania Ngawi

Mengenang Pahlawan Arema

   Dari sekian tulisan yang saya terbitkan, mungkin tulisan kali ini tidak berhubungan dengan hiruk pikuk dukungan di sekitar lapangan. Arema yang lahir pada 11 Agustus 1987 kini sudah menjadi Tim Elite di jajaran peserta pertandingan sepak bola di Nusantara. Tentunya hal ini masih akan terus bergema mengembang ke negara-negara tetangga hingga pada batas yang kita sendiri tidak akan mengira sampai seberapa besar dan menghebohkan.
  
   Semua itu tentunya juga tidak lepas dari dukungan fanatik yang telah dan terus disumbangkan oleh Aremania dan Aremanita sebagai suporter.  Dalam perjalanan waktu, sejarah hitam juga turut mewarnai perjalanan Arema menjadi seperti sekarang ini. Mulai dari perlakuan anarkis dan rasis oleh oknum suporter lain sampai pada kecelakaan di jalan raya, sudah tidak sedikit memakan korban, bahkan nyawa pun menjadi taruhannya. Entah sudah berapa banyak jiwa-jiwa itu melayang mendukung Arema.

   Bagi sebagian orang itu mungkin hanya sederet angka-angka, tapi tidak bagi sebuah bangsa yang berjiwa besar.. Tentunya kita berharap semakin Tim dan Supporter bola di Indonesia besar dan berprestasi, semakin kecil korban-korban berjatuhan.

   Untuk mengenang jasa-jasa para supporter Arema , saya ingin mengusulkan untuk membuat semacam Tugu peringatan, dimana pada tugu tersebut dituliskanlah nama-nama Almarhum Arema, Aremania dan Aremanita yang telah berpulang ke haribaan Tuhan YME.

   Hingga tiap tahun, para Aremania/nita juga melakukan kirim do’a dan rangkaian bunga untuk mereka. Hal ini juga bertujuan untuk tidak mudah melupakan jasa-jasa para pahlawan yang turut mengharumkan nama kota Malang dan Tim Arema Indonesia khususnya . Semoga Spirit tetap terjaga dan Jiwa-jiwa mereka damai disisi Tuhan YME. Amiin..

   Salam satu Jiwa…. Arema Indonesia

Arema Dari Malang Untuk Indonesa

   Tak akan lelah mendukung, meskipun dalam bentuk apapun yang didedikasikan untuk Arema. Tak akan ada habisnya membicarakan tentang satu kata: “Arema”, namun sekarang menjadi dua kata: “Arema Indonesia”. Ya, sejak awal musim ini “Meneer” Robert Rene Alberts yang tak lain adalah pelatih tim berjuluk “Singo Edan” menginginkan adanya perubahan nama dari Arema menjadi Arema Indonesia.

   Hal ini disebabkan dengan Arema yang bermarkas di Kota Malang, umumnya publik sepak bola biasa menyebut nama sebuah tim disertai nama kotga atau daerahnya masing-masing. Malang (unlucky) yang mempunyai “arti” lain yakni apes, naas, sial di benak “meneer” Robert mungkin juga mempengaruhi perjalanan AREMA. Bila disimak dari musim-musim sebelumnya mungkin hal itu benar, pada tahun 2000 AREMA berhasil masuk babak 8 besar Liga Indonesia, bahkan 3 kali berturut-turut hingga tahun 2002, tetapi di babak 8 besar itulah superioritas AREMA terhenti dan selalu gagal menembus partai final. Hanya di ajang Piala Indonesia AREMA mampu menjadi juara, yakni berturut-turut tahun 2005 dan 2006.

   Hal lain yang menjadi “unlucky” pada Arema Malang dahulu adalah seringnya didzalimi oleh PSSI, induk organisasi sepak bola Indonesia. Setiap ada kesalahan sekecil apapun yang di buat oleh Aremadan supporternya, Aremania, selalu cepat di tindak lanjuti dan langsung di berikan hukuman yang terkesan mengada-ada. Sebagai contoh, dua pemain asing legenda Aremayakni Rodriguez “Pacho” Rubio dan Emile Bertrand Mbamba secara kasar di “usir” dari Indonesia hanya karena sikap temperamentalnya.
Padahal banyak pemain asing di tim-tim lain yang sikap dan perbuatannya juga tidak terpuji, namun hanya hukuman biasa yang di berikan meskipun pelanggaran yang di lakukan sangatlah brutal. Contoh lain adalah hukuman untuk Aremania setelah insiden di Kediri 16 Januari 2008 silam, selang beberapa jam setelah kejadian itu PSSI langsung menghukum Aremania selama 3 tahun tidak boleh mendukung AREMA menggunakan atribut.

   Tapi namanya Aremania super kreatif, panutan dan pelopor supporter di Indonesia dapat dengan “cool” menjalani hukuman itu. Terbukti mendukung Arema menggunakan pakaian hitam (sebagai tanda duka cita atas ketidak adilan dan fair play di Indonesia terutama pada Arema) serta bendera merah putih sebagai pengganti syal. Terbukti Indonesia malah terkagum dengan kreatifitas dan atraksi Aremania. Bayangkan sendiri saja, saat Tim Nasional Indonesia bertanding saja seluruh supporter tidak menggunakan atribut bendera merah putih seperti apa yang di lakukan Aremania dalam menjalani hukuman.

   Kembali ke awal, pada musim ini hukuman-hukuman itu jarang di terima. Meskipun mendapatkan hukuman tetapi wajar dan tidak mengada-ada serta intensitas hukumannya pun jauh berkurang. Entah karena hilangnya nama “unlucky” itu atau tidak yang jelas Arema dan Aremania saat ini menunjukkan grafik yang signifikan.

   Sebagai calon terkuat juara Liga Super Indonesia yang di perkirakan hampir 99% pasti di raih, dan juga telah setengah langkah lagi manjadi yang terbaik di ajang Piala Indonesia.
Tapi di samping faktor “lucky” dan “unlucky” itu tadi, kita semua tentunya patut mengacungi banyak-banyak jempol buat “meneer” Robert. Bagaimana tidak, materi tim Arema seadanya yang didominasi dengan mayoritas pemain usia muda di sulap menjadi tim tangguh bermental juara. Hanya mengandalkan pemain bintang Timnas Singapura, Noh “Along” Alam shah dan Ridhuan Muhammad, serta “alumnus” pemain di piala dunia Pierre Njanka. Arema Indonesia saat ini bahkan malah melahirkan pemain-pemain muda berkualitas yang pantas menjadi bagian dari Tim Nasional Indonesia kelak semacam Kurnia Meiga, Purwaka, Dendy Santoso, Irfan Raditya, Beny Wahyudi dan masih banyak lainnya.

   Sekarang yang mesti kita lakukan bersama sebagai Aremania adalah mendukung Arema Indonesia. Entah dengan selalu datang di stadion, atau dengan doa, dan lainnya agar gelar juara bisa di realisasikan secepatnya!!

   So, thank you very much mister “Meneer” Robert Rene Alberts!!!!
terima kasih untuk semua awak tim Arema Indonesia
dedikasimu untuk Arema Indonesia secara khusus tak akan terlupakan, serta untuk kemajuan persepak bolaan Indonesia pada umumnya..

   “Peace with football, damai dengan bola,” (slogan Robert Rene Alberts untuk Indonesia)

   “Salam satu jiwa” dari Arema untuk Indonesia tercinta…

Langkah Juara Si Biru

   Kembali kutuliskan sebuah pemikiran dariku di Tribun Aremania ini. Sedikit analisa saya tentang seragam atau kostum tim – tim yang menjadi juara liga terutama di belahan dunia yang lain. Mengapa saya ingin segera menulis artikel ini? Karena menurut saya hampir ada kemiripan dengan kostum Arema yaitu biru dan mumpung masih hangat / ramai dibicarakan orang.

   Sebagai seorang Aremania saya ( dan nawak -nawak aremania/nita semuanya ) pasti ingin melihat Arema bisa menjadi juara ISL dan Piala Indonesia tahun ini (kalau bisa tahun – tahun berikutnya). Dan itu bukan hal yang mustahil karena Arema Indonesia saat ini masih berpeluang merebut dua gelar tersebut.

   Apalagi kalau kita melihat dari liga – liga di eropa khususnya Italia, Inggris dan Spanyol. Entah disengaja atau tidak, Inter Milan (italia), Chelsea (Inggris) dan Barcelona (Spanyol) yang kita sama – sama tahu bahwa mereka mengenakan kostum kebesaran (bukan kegedean) dengan dominasi warna biru. Dan tahun ini bisa menjadi kampiun di liga masing – masing. Bukan hal yang mustahil bukan bila Arema Indonesia yang memang punya trade mark dengan warna biru bisa menjadi juara musim ini. Amin.

   Semoga apa yang terjadi dengan warna biru di benua Eropa sana, bisa terjadi di Indonesia. Karena (entah disengaja atau tidak) tahun ini kebanyakan juara liga adalah tim dengan kostum warna biru.

   Buat nawak – nawak Aremania/nita jangan pernah bosan untuk mendoakan agar apa yang menjadi impian kita sebagai seorang Aremania/nita bisa terwujud tanpa ada halangan dan rintangan yang berarti. Amin.

   Terima kasih buat crew ONGISNADE yang selalu menampilkan tulisan saya and Salam Satu Jiwa AREMA INDONESIA.

Kekuatan Arema dan Aremania

Arema Indonesia dan Aremania, Sebuah Kekuatan Yang Tak Terbantahkan di Awal-awal Kompetisi ISL
 

   Di awal-awal kompetisi ISL akan bergulir Arema Indonesia sempat tidak di perhitungkan kiprahnya,mengingat pada musim yang lalu Arema hanya menduduki papan tengah klasemen. Ditambah Arema akan di latih oleh seorang pelatih asing yang notabene selalu gagal apabila menangani klub di Indonesia. Apalagi Arema juga membuang sejumlah pemain pilarnya di musim ini dan digantikan oleh pemain-pemain muda.

   Kompetisi pun bergulir, dengan di awali pertandingan yang mengharuskan Arema bertanding melawan Persija yang dihuni oleh pemain-pemain timnas Indonesia dan di latih oleh Bendol yang pernah menukangi Arema. Dan tanpa di duga Arema memenangkan pertandingan dengan penuh semangat dan dengan spirit yang terus di berikan tanpa henti-henti oleh ribuan Aremania-Aremanita.Benar-benar pertandingan yang syarat akan emosi dan euforia.
 
   Di tengah perjalanannya,Arema harus di hadapkan oleh suatu permasalahan yang mengakibatkan pelatih dan para pemainnya akan hengkang dari Arema di karenakan tak mampunya manajemen memenuhi hak para pemain dan pelatih.Tapi itu semua dijawab langsung oleh Aremania-Aremanita yang bergerak dengan membuat acara yang bertema Save Arema.
 
   Di akhir kompetisi bergulir kita semua melihat bagaimana Arema dan Aremania melebur menjadi suatu kekuatan yang tak terbantahkan di Indonesia.Arema dengan kombinasi young guns dan senior yang mampu di racik Meneer Robert menjadi diperhitungkan di kancah sepakbola nasional.Aremania yang selalu memenuhi Kanjuruhan di setiap pertandingan dan selalu menyanyikan lagu-lagu yang akan membangkitkan semangat para pemain.

   Sudah seharusnya untuk kita jaga kekuatan ini agar Arema Indonesia dan Aremania dapat berbicara di kancah yang lebih besar lagi.Sekali lagi inilah awal kebangkitan Arema dan Aremania yang akan selalu melebur menjadi satu jiwa seperti slogan SALAM SATU JIWA.

ONGISNADE Bersaing Dengan Gooners di Peringkat Atas Blograngkings

   ONGISNADE membawa nama Arema Indonesia dan Aremania mengalahkan Arsenal, Manchester United, serta sejumlah blog Serie A, La Liga dan blog sepakbola berbahasa latin.
Pada daftar urutan Blogrankings kategori Sports edisi Minggu (23/5), ONGISNADE berada di urutan kedua di bawah Sitios Total, blog sepakbola berbahasa latin, dengan selisih hanya 164 visitor. (posisi ini bisa berubah setiap waktu)

   Rival ONGISNADE adalah The Gunning Hawk, salah satu blog terbaik dari Gooners, julukan pendukung Arsenal yang dikenal memiliki blogger terbaik.
Gooners lain yang juga nangkring di peringat atas Blogrankings adalah Just Arsenal News.

  *Bila Gooners adalah blogger terbaik (Inggris dan Britania Raya), lantas siapa blogger sepakbola terbaik di Indonesia?

   Peringkat ONGISNADE di Blogrankings berpeluang naik ke peringkat pertama dari seluruh blog sepakbola dunia yang terdaftar di Blogrankings dengan dukungan dari seluruh pembaca dan rekan-rekan Aremania.
Peringkat ONGISNADE di Blogrankings tersebut belum termasuk beragam fitur ONGISNADE lainnya seperti Tribun Aremania, Ongisnade Store, dan Blog Ongisnade.
Sebelumnya awal tahun ini ONGISNADE telah mendapat penghargaan sebagai website sepakbola terbaik di Asia Tenggara dari Jakarta Casual.

   Dukung terus ONGISNADE sebagai website terbaik kebanggaan Arema Indonesia dan Aremania.

Duo singa di Arema Indonesia

Tidak diunggulkan di awal kompetisi, Arema Indonesia mampu membalikkan semua prediksi. Setidaknya hingga saat ini, tim Singo Edan masih menduduki singgasana pemuncak klasemen sementara. Pencapaian anak asuh Robert Rene Alberts tersebut tidak lepas dari kontribusi duo pemain timnas Singapura, Noh Alam Shah dan Muhammad Ridhuan.
Along, sapaan Alam Shah, menjadi pencetak gol terbanyak di Arema dan berada daftar papan atas top scorer. Sebagai seorang striker, Along tidak egois. Ia sering turun ke belakang untuk menjemput bola dan memberikan umpan bagi rekan-rekannya.
Dari lini tengah, Ridhuan menunjukkan performa menawan sehingga ia menjadi pemain yang tak tergantikan di posisi sayap kanan. Meskipun baru mencetak 1 gol, Ridhuan menunjukkan kelasnya lewat pergerakan-pergerakan berbahaya dan umpan-umpan matang yang berujung pada lahirnya gol-gol klub pujaan Aremania.
Duo Negeri Singa kini menjelma menjadi idola publik sepak bola Malang. Kita nantikan saja aksi-aksi mereka selanjutnya dalam upaya mengantarkan Arema meraih supremasi tertinggi di ISL. (*)

Rivalitas AREMANIA-BONEKMANIA

   Rivalitas Aremania – Bonekmania memang sudah menjadi fenomena masyarakat Jawa Timur dan Indonesia. Seluruh elemen kedua klub tak pernah akur dalam menjalani sebuah kompetisi. Seakan-akan tangis penderitaan salah satu klub adalah sebuah senyuman termanis bagi klub satunya. Kita tidak perlu mencari akar permasalahan dari rivalitas ini, yang terpenting buat nawak-nawak Aremania adalah bagaimana caranya menunjukkan kepada dunia bahwa kita mampu mengolah semangat rivalitas ini untuk menjadi lebih baik dibanding dengan teman-teman Bonek.

   Rivalitas tersebut sudah membasahi ke semua sendi kehidupan, mulai dari dunia bisnis, kampus, olahraga sampai di dunia internet. Sudah sangat sering kita mendengar suara-suara yang sangat menyakitkan hati tersebar di berbagai halaman internet terkait dengan rivalitas ini. Rivalitas kedua klub pun mampu menghipnotis suporter lain yang notabene tidak ada sangkut pautnya.

   Aremania dan Bonekmania adalah sebuah simbol kebanggaan bagi para manusia yang berada di dalamnya. Sudah berapa liter darah mengalir yang diakibatkan oleh rivalitas tersebut. Pertemuan dedengkot kedua suporter pun hanyalah sebuah hiasan semata karena saya merasa yakin bahwa jauh di lubuk hati nurani para dedengkot tersebut terdapat ruang kebencian yang mendalam. Berbagai usaha yang pernah dilakukan hanyalah sebuah simbol tanpa makna karena rivalitas tersebut sudah sangat mengakar dan tumbuh dengan subur di hati masing-masing.

   Rivalitas dan perbedaan karakter setiap manusia adalah sebuah karunia dari Alloh SWT yang dianugerahkan kepada makhluk ciptaannya yang paling sempurna. Sudah menjadi sebuah kewajiban bagi kita untuk memanfaatkan karunia tersebut menjadi sebuah energi yang mampu memberikan dampak positif bagi kehidupan.
   Menurut ayas, rivalitas yang selalu diiringi dengan kekerasan otot adalah sebuah barang lama yang harus kita buang jauh-jauh dari hati kita. Sangat tidak membanggakan jika kita tetap menganut paham tawuran untuk menunjukkan siapa pemenang dari rivalitas Aremania dan Bonekmania. Sejarah telah mencatat bahwa selama tawuran antara Aremania dan Bonekmania terjadi, kedua kubu pasti mengalami kerugian, baik luka-luka maupun nyawa melayang.

   Aremania dan Bonekmania adalah kelompok suporter yang sangat disegani oleh suporter lain di Indonesia. Kedua kelompok suporter tersebut dikenal memiliki basis masa yang besar, militansi, kreatifitas, dan loyalitas yang tinggi dalam memberikan dukungan kepada klub kesayangan masing-masing. Bahkan, keduanya pun sering menerima hukuman sehingga diharapkan mampu bersikap lebih dewasa lagi. Melalui tulisan ini, saya sebagai seorang Aremania menantang teman-teman Bonekmania untuk berkompetisi positif dalam memberikan dukungan kepada klub masing-masing. Marilah kita tunjukkan sikap realistis bukan gembar-gembor dan suara-suara rasis yang kita tunjukkan. Tidak ada yang menjadi juri yang mampu menentukan siapa pemenang dari kompetisi tersebut. Biarlah seluruh manusia di dunia ini yang menilai siapa yang terbaik dari teman-teman Aremania dan Bonekmania.

   Menurut saya, perlu ditetapkan berbagai parameter utama yang sangat menentukan siapa yang layak disebut sebagai yang terbaik. Adapun parameter tersebut, antara lain:

1. Prestasi klub

   Sebagai suporter kewajiban utamanya adalah memberikan dukungan agar klub kesayangan mampu memberikan prestasi yang membanggakan. Jika melihat prestasi klub secara kumulatif, maka saya sangat appreciate terhadap berbagai prestasi yang mampu diukir oleh klub Persebaya. Title 8 kali juara diberbagai level kompetisi tanah air adalah sebuah prestasi yang sangat dibanggakan oleh klub yang sudah berdiri sejak 18 Juni 1927 dan turut membidani kelahiran PSSI tersebut. Sedangkan, Arema hanya pernah menyabet 4 gelar juara sejak lahir pada tanggal 11 Agustus 1987. Aremania boleh bangga karena dalam kurun waktu lima tahun terakhir, prestasi tim Arema lebih baik dibanding Persebaya. Pada kompetisi tahun ini, kita bisa mengecek di klasemen sementara ISL 2009/2010 untuk melihat perbandingan kedua klub tersebut. Menurut saya, prestasi sekarang dan masa depan jauh lebih membanggakan dibanding dengan prestasi masa lalu.

2. Kemandirian

   Setiap klub sepak bola di seluruh belahan dunia dituntut untuk mengedepankan profesionalisme dalam proses pengelolaannya. Pihak suporter adalah aktor utama dalam mendukung terciptanya klub sepak bola profesional. Arema Indonesia dilahirkan dan dikelola secara profesional sampai sekarang. Selama pergelaran Indonesia Super League, klub Arema Indonesia selalu menempati urutan teratas dalam perolehan point sebagai klub profesional. Sedangkan Persebaya? Menjelang umur yang ke-83, Persebaya masih menjadikan APBD sebagai urat nadinya.

3. Kreatifitas

   Kreatifitas dalam mendukung klub kebanggaan bisa diekspresikan dengan berbagai cara, mulai dari kostum, merchandise, lagu-lagu, gerakan-gerakan selama di stadion, dan lain-lain. Aremania dan Bonekmania memiliki memiliki karakteristik masing-masing dalam mengekspresikannya. Plagiat adalah sebuah parameter utama dalam menilai siapa yang lebih baik. Kelompok suporter yang melakukan plagiat terhadap kostum, merchandise, lagu-lagu, gerakan-gerakan selama di stadion adalah seorang pecundang.

4. Anarkisme dan Rasisme

   Aremania dan Bonekmania memiliki sejarah kelam masing-masing mengenai tindakan anrkisme. Sebagai suporter modern, tentunya anarkisme dan rasisme adalah sebuah dosa besar jika benar-benar terjadi. Tentunya anarkisme juga harus dibedakan dengan upaya pembelaan diri. Saya yakin Aremania dan Bonekmania tidak akan berdiam diri jika ada kelompok suporter lain yang melakukan provokasi berlebihan. Oleh karena itu, menurut saya parameter utama untuk menentukan siapa yang lebih baik adalah kelompok suporter mana yang lebih dulu menyulut api.

5. Loyalitas

   Loyalitas suporter adalah sebuah nafas dari keberadaan sebuah klub sepak bola. Berbagai dukungan yang diberikan sangat menentukan kemajuan klub. Jika klub sedang mengalami sebuah masalah serius, maka suporter wajib memberikan jawabannya. Banyak sekali parameter yang bisa digunakan untuk menilai sebuah loyalitas suporter. Salah satu yang bisa saya sampaikan adalah keberadaan suporter di setiap tribun penonton saat klub bertanding. Kita semua bisa menilai siapa suporter yang selalu konsisten memenuhi setiap sisi stadion untuk memberikan dukungan ketika klub kesayangan bertanding.

6. Penilaian Kelompok Suporter Lain

   Suporter juga seorang manusia yang selalu membutuhkan manusia lain untuk menjalin sebuah hubungan yang dinamis untuk memberikan arti lebih dari sebuah kehidupan. Menjalin hubungan baik dengan suporter lain adalah sebuah kewajiban bagi sebuah kelompok suporter karena klub kebanggaan kita masing-masing pasti akan melakukan pertandingan tandang di stadion klub lain. Aremania dan Bonekmania dikenal sebagai kelompok suporter yang memiliki mobilitas tinggi dalam mendukung klub kesayangan di manapun berlaga. Parameter utama dari faktor ini adalah respon kelompok suppoter lain dalam menyambut kedatangan kita. Jika respon kelompok suppoter lain tersebut positif, maka tentunya bisa dikatakan sebagai suporter yang baik

7. dan parameter-parameter lainnya

   Berbagai parameter di atas diharapkan mampu membuka mata dan hati masyarakat di seluruh belahan dunia dalam menilai Aremania dan Bonekmania. Setiap kelompok suporter selalu memikirkan cara untuk bisa mengubah dunia atau keadaan di sekitar mereka, tetapi hanya mereka yang berhasil mengubah diri mereka telebih dahululah yang pada akhirnya mendapatkan apa yang diinginkan. Sudah saatnya kita membuka topeng kita masing-masing dan menunjukkan kepada dunia siapa diri kita sebenarnya. Tidak sulit untuk membentuk suatu karakteristik yang baru, mulailah dengan pemikiran yang benar dan tempatkan diri Anda pada lingkungan yang positif. Kebiasaan yang positif nantinya akan membentuk karakter Anda. Dan karakter Anda akan menentukan masa depan Anda. Ingatkan diri Anda sendiri bahwa segala sesuatu yang Anda kehendaki supaya orang perbuat kepada Anda, perbuatlah demikian juga kepada mereka.

   Bukan sebuah juara atau penghargaan terhadap kelompok suporter mana yang lebih baik yang menjadi tujuan dari tulisan ini, melainkan sebuah tantangan untuk menunjukkan sikap positif demi kebaikan kita semua. Perdamaian adalah sesuatu yang sangat indah bila bisa terwujud, tetapi jika memang sulit untuk direalisasikan, kompetisi positif adalah sebuah solusi. Saya yakin jika Aremania dan Bonekmania saling menunjukkan energi positifnya masing-masing, maka kedamaian itu akan segera terwujud dengan sendirinya. Salam satu jiwa, Arema Indonesia. (*)